Friday, April 21, 2023

Sendiri

         Senja di akhir Ramadhan tahun ini.

Sendiri berjalan
Di tengah malam nan sepi
Kian jauh melangkah
Semakin gelisah

Sendiri termenung
Di larut malam nan hening
Hatiku s'makin gundah
Oh mata membasah

Bayu dingin lalu
Dan bintang mengedip sayu
Rembulan menyuram
Tiada terbayang harapan

Sendiri melangkah
Di jalan remang membisu
Kunanti engkau sinar
Bersama sang fajar

oleh Guruh Soekarno Putra

Ya Allah, Aku Hanya Mampu Meminta Kepada-Mu

Ya Allah, aku minta semua gantinya di akhirat nanti, sisa kebahagiaan yang tak Engkau kasih penuh kepada hamba.

Ya Allah, aku minta semua gantinya di akhirat nanti, kasih sayang dan peran Ayah dan Ibu.

Ya Allah, aku minta semua gantinya di akhirat nanti, perlindungan, tanggung jawab, keamanan, dan kelemah-lembutan kerabat laki-laki yang Engkau kirim kepada hamba saat ini.

Ya Allah, aku minta semua gantinya di akhirat nanti, teman hidup yang mau menemani dan menghargai hamba.

Ya Allah, aku minta semua gantinya di akhirat nanti, sisa kesehatan yang tak Engkau karuniakan kepada hamba di sisa umur hamba.

Ya Allah, aku minta semua gantinya di akhirat nanti, sisa kenikmatan tempat tinggal yang rapi dan nyaman yang tak Engkau anugerahkan kepada hamba saat ini.

Ya Allah aku minta ganti semua kesedihan, kesakitan, kesengsaraan, kegagalan, kesempitan, keterbatasan di dunia ini untuk ditukar dengan kebahagiaan akhirat yang hakiki.

Tuesday, February 8, 2022

WATCH WHAT YOU EAT DURING PANDEMIC



Sebagian orang sebelum datangnya pagebluk sudah mampu menyadari pentingnya menata asupan nutrisi kita. Sebagian lain belum. Terlebih lagi bagi kita yang ngekos dengan fasilitas terbatas maupun sekadar numpang di rumah orang yang kita tidak punya kuasa mengatur menu makanan sehari-hari. Pas hari ini saya pesan salad sayur ke teman saya, saya sekalian mau cerita sedikit soal pilihan saya untuk mengkonsumsi sayuran lebih banyak dari sebelumnya.


Sebelum tahun 2012, saya makan banyak protein hewani dan nasi putih daripada sayur. Bahkan saya kurang kenal berbagai macam jenis masakan sayuran karena keluarga memang kurang suka dan hampir tidak suka sayur apalagi salad mentah. Namun, saya mendapat kesempatan bekerja di luar kota, yaitu tepatnya Jakarta. Pada masa ini, saya sudah sering memperhatikan gaya hidup vegan dan vegetarian. Tapi hanya sekedar membaca blog dan resep resep. 

Dulu, gaji lumayan untuk bisa sesekali beli bahan organik dan aneka plant based food. Nah yang mencolok bagi saya pada saat itu adalah snack dari @trfhomemade dan @burgreens . Sepertinya dulu mereka masih pop up di event-event dan pesanan online. Saya termasuk supporter para local brand, jadi mencoba hal baru dari artisan Indonesia adalah hal lumrah bagi saya. Akhirnya saya beli carrot cake, pie, dan beberapa selai kacang yang raw. Surprise ya, enak semua. Dan taste-nya fits mine.

Akhirnya saya mulai membuka diri untuk menambah menu menu makanan yang berbahan selain protein hewani dan karbo nasi. Snack MSG pun saya batasi dan lebih konsumsi umbi-umbian, ganti juga nasi dengan beras merah. Saya juga pernah diet lupa namanya pokoknya tanpa garam gitu. Hahaa...what a life ya. Nah, ini cerita waktu masih sehat dan saldo juga subur ya.

Then I comeback to hometown, saldo menipis dan gak tau kenapa semakin hari semakin banyak alergi makanannya. Nah dulu di Jakarta sempet periksa alergi di klinik alergi asma dan memang sudah banyak alerginya, tapi saat itu alerginya tidak keluar. Stamina pun bagus. Mungkin faktor usia juga ya jadi kondisi usus makin sensitif. Akhirnya protein hewani yang bisa aku konsumsi hanyalah lele, mujair dan sesekali daging merah.


--------------------------888--------------------------




Bismillah... Saya ngetik paragraf awal-awal ini di tanggal 31 Januari 2021. Namun, waktu begitu cepat berlalu ya. Subhanallah...masa pandemi pun masih ada kita rasakan hingga menginjak 2022. Alhamdulillah 'alaa kulli haal. Saya ceritakan juga bahwa kondisi kesehatan saya sepertinya semakin memburuk. Kenapa ? Baik mental health dan physical health menurun drastis. Saya terkena (mungkin) panic attack, atau anxiety attack yang agak mengkhawatirkan. Saya butuh waktu yang lama dan pengkondisian untuk tidur. Ternyata meski ngantuk dan capek berat, serangan panik ini bisa saja datang ya. Fisik pun nyerinya tak tertahankan, dan kondisi perut sering kembung, membesar dan keras, susah BAB dan bahkan yaa lain-lainnya. Padahal usia saya lagi blooming ya...tapi qodarullah justru di usia blooming ini saya malah terkena banyak penyakit. 

Akibat penyakit-penyakit yang saya derita, akhirnya saya minum obat herbal dan ganti pola makan secara ketat. Masih bertaut dengan empon-empon dan wild foraging. Pantang dengan segala alergen, menghindari total goreng-gorengan, meminimalisir bakar-bakaran dan fokus di rebus atau kukus. Nasi putih dikurangi banget karena lagi ngurangin gula juga. Perbanyak sayur mentah, buah dan air putih buat detoksifikasi. Saya memilih ini bukan karena anti pengobatan modern ya, tapi memang lagi banyak pengeluaran untuk hal yang lebih penting, dan menurut saya kesehatan masih nomor ke sekian. Semoga Allah mudahkan. Saya juga nabung banget karena ingin dirawat oleh dokter terbaik di sini yang informatif dan rapi pengobatannya. Semoga Allah kabulkan. Semoga Allah sehatkan kami sekeluarga dan kalian juga. 

InsyaAllah pola makan yang saya sebutkan tadi bener-bener bisa cepet menghilangkan lemak, menurunkan berat badan, dan mengurangi nyeri di badan. Plus, olahraga rutin pagi dan sore jalan kaki cepat selama 20 menit dan naik turun tangga 10 menit cukup untuk menjaga kesehatan. Olahraga dan makanan yang baik itu bisa bikin pikiran dan hati kita lebih positif. Banyak dzikir dan doa ini yang utama, karena kalau lagi sakit...pasukan syaithon galau baper putus asa suka ngumpul menghembuskan angin dan hawa mendung suram di atas kepalamu dan hatimu. Jadi, kembalikan kesedihan itu kepada Yang Maha Membolak Balikkan Hati. Semoga kita bahagia selalu atas segala takdirNya. Menerima apa yang telah menjadi jalan dan mengharapkan pahala dari keikhlasan ini.

Barakallahu fiikum.

Monday, June 28, 2021

MANUSIA MAKHLUK MULIA


Abdullah Ibnu Al Mubarok pernah ditanya,
"Kapankah manusia layak disebut manusia ( makhluk yang mulia ) ?"
Beliau menjawab,
"Di saat ia mengenal Allah dan membuktikan hal tersebut sepanjang hidupnya."
-Ustadz Djazuli hafidzahullahu ta'ala-

Foto adalah senja tahun lalu. 
Saya mencoba cari jalan untuk bisa tetap mendapatkan terapi dan rehat sejenak dari lelahnya menghadapi keluarga ini. Salah satunya adalah saya mulai menghidupkan balkon rumah kosong menjadi kebun mungil sayur. Balkon ini menghadap barat di mana senja tenggelam. Saya rutin pagi dan sore ke kebun mungil ini demi terapi dan hidup sehat lahir bathin. Sebenarnya terapi saya itu ya kajian rutin di masjid, namun Allah masih ingin cerita lain. 

Semoga Rabbku mengangkat wabah penyakit ini, yang menyiksa hambaNya dengan memberi hikmah yang begitu banyak. Jadikan hamba seseorang yang tidak mudah mengeluh atas takdirMu. Aamiin.

Tetap jalani prokes dengan ikhlas demi taat kepada Allah dan ulil amri. Demi ibadah kita.

Saya bagikan potongan senja yang mungkin kalian ingin punya.