Thursday, September 25, 2025

Cerita Gadis 30an di Keluarga Disfungsi part-1

It's been years, gak update sama sekali di blog ini. Simply because I forgot my password.
Sayangnya, hidupku masih "stuck" tapi sudah di fase "awakening". Dan sayangnya, financially rodo melarat sitik. Hahaha...Bayangin ya, tabunganku itu dua digit, alias belasan ribu. Hahahha. Alhamdulillah gak ada harta haram di situ.

Jadi, tahun ini aku test kepribadian untuk menemukan karir yang tepat buat aku apa. Surprisingly, lha kok aku jadi ekstrovert? Mungkin karena aku mulai berani share soal kehidupan ini dan coba menjadi content creator.

Nah, karena perubahan kepribadian ini, aku lebih luwes dalam menceritakan problematika kehidupanku. Daripada aku oversharing di tempat yang gak tepat dan cuma bisa diakses 24 hours, jadi mending aku bakalan super oversharing di blog ini. Sebagai apa? Sebagai journaling dan latihan critical thinking terhadap apapun yang terjadi di hidupku dan di isi pikiranku.

Aku mau cerita gak enak. Dan seterusnya bakalan ada cerita gak enak. Karena ini wadah sharing personalku. This is my flaws. Kalau ada yang ngomong,"Hidup lo sempurna! Enak lu cukup bersyukur aja." atau gaslighting sejenisnya...They can access my half mind di sini. Kalau hidupku gak sesempurna kelihatannya.

Oke. Hari ini, aku menegur Pamanku karena aku udah curiga sebenarnya selama berminggu-minggu ini. Kok air sering kedengeran mengalir? Aku pikir ada orang mandi di sana. Tapi ini terlalu sunyi tanpa cebar cebur. Akhirnya aku gak ngecek ke area kamar Pamanku dan anak cowoknya. Yaa...simple karena mereka cowok ya. aku takut kalau pas lagi kencing gak ditutup atau gimana gitu.

Sampai-sampai, awal bulan ini ada tagihan air kok membengkaknya tidak seperti biasa. Biasanya bengkak 10-20ribu saja. Ini kok 50-100rb? Curiga nih. Dan benar saja, hari ini aku coba langsung tengok dan taraaa....mengalir begitu saja airnya. Orang-orang di sekitarnya main hape dan duduk doang.

Aku tegur dong,"Airnya kalau udah penuh langsung matiin. Tagihannya naik drastis. Kalau kamu gitu lagi, aku suruh kamu ganti." Pamanku menjawab, "Oh, iya!" dengan santai tanpa rasa bersalah. Kemudian aku jalan menuju kamarku dan mendengar mereka tertawa mengejek. Aku sudah biasa. Tapi, inilah pola komunikasi keluarga Ibuku yang sangat disfungsional dan toxic. Ketika ada anggota keluarga protes karena kesalahan dan keteledoran yang berulang kali oleh mereka, maka akan jadi bahan bercandaan dan gunjingan selama terus menerus. Ya, akulah orang tersebut yang dari aku remaja jadi bahan gunjingan dan hinaan mereka.

Aku ingat kejadian remaja apa saja yang mereka lakukan padaku. Namun, gak semua aku ingat detail. Ini akan aku coba tulis di postingan entah kapan. Hahaha...energi cukup gede ya untuk nulis hal ini.

Balik maning ke kejadian tadi. Aku ternyata punya response menggigil, gemetar setelah menegur pamanku. Pamanku ini gak pernah kerja yang literally kerja. Tapi hidupnya petentang petenteng banget. Manusia pemalas ini, total mungkin belasan atau puluhan tahun tinggal di rumah ini. Nah, manusia ini dan sejenisnya...akan aku share cerita agak detailnya di postingan yang akan mendatang, which is I don't know when. Response menggigil ini, akhirnya aku definisikan sebagai response karena bertemu stressor. Stressor yang tidak berubah dari dulu sampai sekarang. Ya, aku menjadikan momen ini penemuan untuk shadow work yang lagi aku lakukan.

Jadi, sekarang aku secara sadar seutuhnya mengenali siapa saja stressorku. Beberapa tingkah Ibuku, beberapa response Masku, Pamanku sekeluarga, dan Tanteku yang di Jember. Ini adalah orang-orang perusak kedamaian dan ketenangan. Juga, mereka mengompori saudara-saudara lain untuk ribut. Yang lucu adalah, mereka ini dari aku remaja, suka banget menjadikan keponakan-keponakannya itu target "bully" untuk obrolan mereka sendiri. That's sick!!! 

Oke, cukup cuitan hari ini karena I need mental rest from mentioning them. Uneg-uneg hari ini I'm done!