Sunday, April 14, 2019

Berdamai dengan Alergi

Sebenarnya postingan ini harusnya tertunda untuk seenggaknya bulan Syawal, tetapi karena ada beberapa teman yang punya keluhan sama, aku pun ingin berbagi bersama mereka. Karena penyakit ini termasuk penyakit akut yang bahasa simple-nya, kumat-kumatan.

Tepat setelah Idul Adha tahun kemarin, saya dapat tawaran isi bazaar oleh teman UMKM di salah satu mall. Dua hari dari pagi sampai malam, dan kondisi saya sedang haid antara hari ke 3 atau 4. Karena saya ini full sebagai one man show di usaha homemade saya, hari itu hectic sekali karena saya kudu produksi Susu Kacang. Pada saat itu kulit saya gatal dan saya garuk ( hebat ). Karena saya sibuk sekali, saya tidak merasakan apa-apa. Ketika besok paginya setelah bazaar selesai, saya melihat luka, yang memerah dan sangat perih sekali, di kaki saya yang meluas. Kemudian saya masih santai-santai saja dan berharap ini hanya gatal biasa yang akan hilang dengan sendirinya. Namun, makin lama makin menjadi dan sedihnya...saya tidak tahu ini penyakit apa. ( Tahun 201x, sewaktu saya kerja di Jakarta, saya pernah sakit seperti ini, tapi di daerah wajah dan pada saat itu sempat disuntik steroid oleh dokter kulit. 2 tahun saya tidak pakai perawatan apa-apa, barulah sembuh gatal-gatalnya ).

Sedihnya pula, kalau ada sakit yang "merusak kecantikan/kemulusan tubuh atau wajah", namanya orang Jawa selalu mengatakan,"Itu diguna-guna kali, kamu habis nolak cowok kasar sekali. Kamu blaa..blaa..blaa.." Menurutku sangat lucu karena kan kita belum mati-matian ke dokter ya, tapi dah vonis harus berobat ke dukun. Alhamdulillah atas nikmat iman dan Islam yang Allah berikan dari semenjak aku SD, aku paling anti merasa sial, merasa dikit-dikit diguna-guna jadi harus ke mbah dukun. Aku memilih bersabar atas nikmat sakit ini. Tentu saja bersabar itu bukan diam saja, namun tetaplah kita ikhtiar dan do'a. Allahlah Maha Penyembuh. 

Oke lanjut yang tadi,...karena saya tidak tahan dengan gatal di kaki saya, beberapa bulan kemudian saya ke dokter kulit. Saya takutlah kena penyakit kulit yang ekstrem gitu dan yang lebih takut lagi kalau ini menyebar. Oh iya, gatel-gatel dan bentol-bentol tak hanya di kaki, namun di kulit kepala juga. Di daerah perut juga ada namun hanya bentolan tanpa gatal. Saya dikasih resep yang harganya jutaan kalau diambil semua. Karena saya masih bisa tahan yang lain, saya pilih ambil salep gatal aja. Maalah rambut, saya ganti shampoo dengan Natur Aloe Vera. Alhamdulillah membaik. Ya masih gatal tapi bukan yang nyelekit seperti ditusuk-tusuk jarum panas.

Pada akhir bulan Februari, atas izin Allah, saya kok kepikiran berobat ke Dokter Penyakit Dalam. Apa ini gatal karena penyakit dari organ tubuh, dll. Lagi-lagi takut penyakit yang parah-parah gitu deh. Atas rahmat dari Allah juga, saya bawa semua rekam medis saya termasuk tes alergi tahun 2013 ( saat saya breakout parah di wajah itu ). Saya tidak ketemu dokter Spesialis Alergi Imunologinya, saya ketemu sama istrinya, karena jadwal pagi dan aku sudah tak tahan buanget. Lukanya tambah menyebar dan muncul luka baru dan perihnya sangat sampai saya tidak pede keluar rumah. Saya sampai tidak bisa tidur berhari-hari. Mau ibadah, buang air, malas banget kena air perih. Itu titik saya sedih karena penyakit gatal-gatal ini. Setelah bertemu dokter, alhamdulillah aku lega. Selain obatnya murah cuma habis 27ribu rupiah, beliau cuma kasih tahu begini,"Mbak, mungkin mbak alergi. Coba hindari semua alergen. Nanti kontrol lagi ). Obat yang beliau berikan Cetrizine dan salep kulit (antibiotik kayaknya). Dipakai hanya saat ada keluhan saja. Eh, tapi terakhir gitu, beliau nawari steroid karena melihat luka, lemes dan badan anget terus ( malah dipikir lupus ), namun saya tolak. Saya sadar diri, saya mau benerin asupan gizi dahulu, baru bisa paham kerja obat ke penyakit ini.

Alhamdulillah lagi nih..seiring berjalannya waktu...ada lagi pencerahan. Mendadak mama japri ada tes kesehatan menyeluruh, murah gitu. ( Ternyata MLM dong ). Di situ hasilku lemah banget lah plus kedapetan penyakit momoknya wanita pula ( yang belum tentu kebenarannya sebelum USG ). Aku sedih lagi. Down lagi sampai-sampai berhenti jualan. Ini kalau tidak salah 3 minggu lalu ( akhir Maret ). Dan pada satu titik, aku berprinsip :"Ya hamba Allah. Kalau sakit, ya sakit. Yang penting persiapkan diri mencari husnul khatimah." 

Dari hasil tes itu, disarankan perbaiki asupan makanan, perbanyak sayur, buah, hindari atau kurangi makanan berminyak, berlemak, manis dan pedas plus ditawari produk ( ya pastilah ). Karena ketidaktelitian saya, saya beli produknya dia suplemen yang katanya bisa mempercepat regenerasi sel-sel yang rusak. Aku gak ngeh, suplemennya dia itu dari ganggang laut yang notabene-nya SEAFOOD. Seminggu pakai, kok masih tertusuk-tusuk ini kakiku, padahal aku sudah menghindari banyak alergen-alergen. Plus juga, aku pakai minyak zaitun dengan membabi buta, alias dikit-dikit kalo gatel, oles. Sehari bisa oles sepuluh kali. Sampai-sampai pada suatu saat, aku menamatkan bacaan Pengobatan ala Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam karya Ibnu Qayyim Al Jauzi. Di halaman terakhir-terakhir ada tulisan begini intinya,"Orang yang banyak mengkonsumsi minyak zaitun lebih dari tiga hari, pasti akan mendatangkan penyakit." Bener aja, aku stop pemakaian minyak zaitun dan suplemen ganggang, kulit pada merintisnya keluar. Dan aku menahan diri untuk tidak menggaruk. Di kegalauan ini pula, aku sempet sedih. Terus aku harus gimana ? Herbal aja gak bisa ? Browsing-browsing terus tiap hari, akhirnya seminggu lalu aku menemukan blog yaumikf.blogspot.com . Alhamdulillah, alergi beliau sama sama aku daaan tips-tipsnya masya Allah. Aku pun sekarang mempraktekan itu dan alhamdulillah progressnya dalam seminggu cepat banget. Kulitku sudah tidak menebal, gatal dan lukaku berkurang 60%, lukanya menutup dan kering, kulit melembut dan beberapa malah sudah memudar. Saya tidak mungkin kasih foto, karena di daerah terlarang. 

Ini adalah tips yang saya lakukan untuk berdamai dengan eczema akibat alergi :
  1. Ikhlas dan anggap ini ujian. Bersabarlah dan tetap positif thinking kepada Allah. Banyak do'a dan istighfar karena kesembuhan itu dari Allah.
  2. Buatlah Food Journal alias Jurnal Makanan. Catat semua makanan, minuman, obat, suplemen yang kita konsumsi. Aku pakai buku notes seadanya aja. Kenapa ? Jadi, terakhir tes alergi tahun 2013, ternyata di tahun 2018 alergenku berubah. Tahun 2013 ayam itu negatif, sedang tahun 2018 sekali makan ayam sepotong kecil langsung gatal panas nyelekit tertusuk tusuk. Nah, dengan food journal ini kita jadi tahu pencetus utama gatal-gatal apa saja. Kalau ada kebiasaan atau kegiatan yang perlu dicatet juga tidak apa-apa. Contohnya, hari itu capek banget, berkunjung ke tempat yang kotor atau bagaimana gitu.
  3. Saya pribadi (yakin dan terbukti)...STRESS adalah KONTRIBUTOR TERBESAR dalam pencetus gatal-gatal. Jadi, hindari kondisi yang buat kepikiran, gak enak, gak suka, marah-marah, menggosip, asam lambung naik, pusing, dll.
  4. Jam 5 - 5.30 pagi, keluar rumah, dan jalan-jalan ke sekeliling kompleks. Lihat yang hijau-hijau. Gerakan badan. Mood di pagi hari bisa mempengaruhi mood seharian lho. Jadi sebelum chaos ngurusin keluarga, sebaiknya keluar kompleks, jalan-jalan santai dulu.
  5. Minum air sesuai yang dibutuhkan. Aku pribadi butuh minimal 2,4 liter cairan. Dijamin jika memenuhi ini, sudah tidak perlu pelembab/lotion, dll.
  6. Hindari alergen secara 100%, ini untuk mengetahui pencetus dan menurunkan rasa gatal atau rasa kepingin garuk heboh. Ini berlaku untuk alergen yang pasti dan yang masih dalam tahap perkiraan.
  7. Ubahlah isi makananmu dengan banyak sayur dan buah. Boleh tambah vitamin C dosis rendah.
  8. Hindari proses deep fry, gula berlebihan, pedas yang terasa, kerupuk, dan makanan berproses dengan pengawet/pemanis/perasa/pewarna buatan.
  9. Puasalah minimal 3 hari dalam sebulan atau dua kali dalam seminggu. Rasa lapar bisa meningkatkan sel darah putih lho. Dan puasa ini proses restart imun juga lho. Bisa juga menjadi detoksifikasi alami. Kalau Muslim, detoks badan dapet, hati dan pikiran dapet ya, karena seiring mengontrol hawa nafsu.
  10. Keringkan bagian badan yang lembab atau basah karena bisa memicu gatal.
  11. Belajarlah lembut kepada kulit sendiri. Jangan lebay kalau gosok/nge-scrub.
  12. JANGAN GARUK !!! Tapi bu, ini bisa terjadi kalau sudah mengeliminasi alergen. Kalau masih paksa makan enak tapi itu alergen maka akan tetap buat ingin garuk. Kalau sudah begitu banyak luka, banyak bekas hitam hitam dan susah hilangnya. Pokoknya JANGAN GARUUUK !!!
  13. Semangatlah cari resep resep pengganti. Ya alhamdulillah aku jadi rada vegan sedikit karena alergi seafood, ayam, kacang-kacangan, nanas, gandum. Daging pun harus dikontrol asupannya. Sayur kalau tidak ditumis ya dijus.
  14. Makan sesuai porsi ( =sesuai kalori ). Tiap orang berbeda kebutuhan kalorinya ya. Jaga itu, yang ada kelebihan lemak dan itu malah menambah parah luka gesekan pada eksim, lebih baik makan untuk fat loss dan olahraga rutin sesuai target masing-masing. 
  15. Ganti sabun dan shampoo yang sesuai sensitivitas kulit. Saya sekarang ganti ke sabun bayi, lupa merknya pokoknya warna kuning dan ada extract honey. Karena saya alergi kacang-kacangan, saya hindari yang ada almond/soybeannya. Alhamdulillah kulit ya lembut dan halus-halus saja. Karena nutrisi makanan juga sudah diperbaiki.
  16. Juah-jauh dari medsos dan media chatting. Hahaha...ini manjur banget di aku. Work your passion on real life-lah daripada buang waktu gak sadar kelamaan ngescroll medsos sambil gemes mau komen. 
  17. Hiduplah teratur. Mulai dari manajemen qalbu, pikiran, waktu, keluarga, kerja, makanan, dan lain-lain.


( Sumber : Hansboling )


Sepertinya itu aja tips dari saya. Mungkin akan ada tambahan untuk ke depannya karena aku masih ada sedikit gatal dan bekas luka juga. Semoga bermanfaat ya karena ya saya tahu bagaimana rasanya. Semoga bisa berdamai dengan penyakit, tidak galau, tidak lebay, tidak gegabah dan tergesa-gesa dalam pengobatan. Perbaiki semua dari dalam tubuh dahulu, karena obat dokter hanya membantu, bukan hal utama. Badan kita punya sistem pemulihan sendiri, pelajari dan catat kemampuan diri kita sendiri. Rekamlah medismu sendiri, jangan sampai RS punya banyak rekaman medismu. Say no to sakit karena STRESS. 


We are happy people. 
Stay safe, stay comfortable, stay kind and humble. 
Let's learn not only how to love but how to be loved.

No comments:

Post a Comment