Saturday, October 12, 2019

25 Things I Don't Buy Anymore

"Owning less is great, wanting less is better."
-Joshua Becker

Semenjak kepulangan dari Jakarta ke Surabaya, kembali tinggal di rumah orang tua, banyak sekali barang yang susah saya bawa pulang karena mahalnya ongkos kirim dan repotnya packing. Saat itulah saya terpaksa berpikir barang apa saja yang perlu dibawa ke Surabaya dan mana yang harus direlakan diberikan kepada orang lain saat pindahan dari Jakarta. Saat sampai rumah orang tua di Surabaya, saya hanya hidup dari hasil tabungan kerja di Jakarta untuk kebutuhan sehari-hari sambil menunggu panggilan kerja di Surabaya yang unfortunately, no good news semua. Alhamdulillah, pada jeda waktu inilah saya restarting my purpose of living dan muhasabah banyak hal terutama dalam hal-hal yang konsumtif baik dalam hal materi, waktu, dan pikiran ( juga perasaan ). Ketersediaan budget yang terbatas, membuat saya betul-betul teliti dan strict mengevaluasi mana hal-hal yang tidak perlu dibeli dan dilakukan.

Here we go ...

25 Things I Don't Buy Anymore :
  1. Make up. Make up ini terdiri dari foundation, lipstik, lipgloss, pensil alis, eyeliner, eyeshadow, blush on, make up remover, etc. Bedak saya masih pakai yaitu bedak bayi. Dalam setahun saya pakai make up bisa dihitung jari, jadi tidak perlu punya. Namun untuk ke depannya ketika sudah menikah, saya berpikir membeli make up sedikit saja yaitu BB cream, lipstik dan pensil alis dalam ukuran kecil saja. Biasanya kita pakai untuk acara resmi saja. Saat ini saya pakai sharing dengan punya mama dan itu hanya 3 alat make up yang saya sebutkan tadi.
  2. Aneka produk perawatan wajah klinik kecantikan. Dulu sebelum saya kerja, saya freak banget dengan produk perawatan wajah seperti E*ha Klinik, E*tetika, dan lainnya. Ingin tampil putih dan bebas jerawat. Setelah saya kerja dan merasakan mahalnya produk skincare, saya agak ogah-ogahan membeli skincare dan lebih-lebih lagi, di tahun ke-2 saya kerja, sesuatu terjadi. Kulit wajah saya tiba-tiba seperti terkena herpes dan bibir saya pun gatal dan menghitam jika memakai lipstik. Akhirnya saya pun terpaksa tidak bisa pakai skincare apapun dan make up. Sempet minder karena bayangin aja kerja di Jakarta, cantik cantik semuanya,saya kumus-kumus banget. Hahahha...that's okay yang penting wajah saya tidak terasa celekit-celekit dan perih lagi. Baru 1-2 bulan saya mulai pakai H*daLabo sabun wajah, toner, dan moisturizer dalam ukuran travel kit. Imut banget. Pilih yang no alcohol. Alhamdulillah cocok-cocok aja di kulit dan di kantong.
  3. Alat rias dan kapas kecantikan. No reason to buy anymore.
  4. Parfum. Cut them all. I still smell good. Watch what you eat dan mandi dua kali sehari, sikat gigi dua kali sehari. Pakai body lotion.
  5. Sabun cair untuk body wash. Saya pakai sabun batangan sekarang. Selain karena lebih murah, menyimpannya juga tidak memakan tempat. Saya pakai sabun yang non perfume dan non alcohol.
  6. Sabun scrub wajah. Menurut saya tidak perlu dan ada resep alami sebagai pengganti.
  7. Masker wajah. Jarang pakai masker dan lebih enak buat sendiri dari bahan-bahan alami.
  8. Mouthwash & dental floss. No reason to buy anymore.
  9. Pencukur rambut ketiak. Sekarang untuk ketiak karena dalam Islam harus dicabut, maka pakai sugar wax dari bahan alami. Alhamdulillah cocok pakai wax tidak menyebabkan iritasi.
  10. Baju dan kerudung motif. Baju dan kerudung saya polos semua tanpa corak dan lebih ke earthy and warm color.
  11. Rok, t-shirt dan celana untuk bepergian. Saya lebih suka pakai gamis sekarang, padahal dari kecil sampai umur 25 tahun saya nyaman banget pakai celana, alhamdulillah now I'm more feminime on clothes. Haha.
  12. Baju butik dari brand terkenal. Biasanya dulu sangat ingin beli produk-produk dari butik karena bahannya juga pasti bagus sesuai harganya plus dalam hati bangga gitu pakai produk branded. Tapi semenjak bisnis hijab sendiri, saya mulai jahit sendiri atau beli di toko grosir.
  13. Baju satu kali pakai hanya untuk dresscode. BIG NO ! 
  14. Handuk besar. Sudah beranjak 2 tahun saya betul-betul tidak pakai handuk badan, jadi saya pakai handuknya ukuran kepala saja. Buat saya lebih enteng untuk dibawa, cuci lebih gampang dan simpan juga tidak repot.
  15. Snack dan makanan instan import. Saya sudah jarang jajan dan lebih mementingkan jajanan lokal seperti snack kiloan atau UMKM. Snack import selain lebih mahal, kehalalannya juga belum tentu terjamin.
  16. Decoration. Saya lihat ini salah satu yang memenuhi ruangan saya. Saya lebih suka ruangan polos tanpa pigura, tanpa patung, boneka, warna warni, tanpa hiasan apa pun. Dekorasi terkadang berdebu sehingga menambah pekerjaan bersih-bersih.
  17. Sandal dan Sepatu. Saya punya 2 sandal untuk rumah dan bepergian dan 2 sepatu warna hitam dan kuning waluh ini dipakai bergantian, meski sepatu kuning jarang saya pakai. 
  18. High heels, pump shoes, wedges. Tidak akan terpakai. I love my height.
  19. Handbag and clutch to collect. Dulu punya clutch bag dan hand bag untuk dipakai bergantian saaat ada acara dicocokkan dengan warna baju. Sekarang sudah tidak lagi.
  20. Buku komik dan novel fiksi. No reason to buy anymore.
  21. DVD, CD, USB. No reason to buy anymore.
  22. Earphone. Earphone membuat telinga saya cepat kotor dan tidak sehat.
  23. Dompet wanita yang panjang dan tebal. It's heavy. Isinya kebanyakan cuma nota dan kartu nama.
  24. Aksesoris. Topi, kalung, gelang, cincin, kacamata non minus, akseories hijab, bros, pin, sabuk, etc.
  25. Supplemen Vitamin C. Rutin makan sayur dan buah secukupnya.

Ada beberapa hal yang mungkin tidak masuk list karena sudah hampir 5 tahun ini berjalan dan prinsip saya, "forget the thing that we let go". Perbedaan gaya hidup saya dari zaman kuliah sampai saat ini sangat signifikan mungkin ada banyak hal lagi yang saya tidak beli. Semoga sharing ini bermanfaat untuk kalian yang ingin hidup lebih nyaman. I hope you find your happiness. 

No comments:

Post a Comment