Friday, October 18, 2019

KEMBALI PULANG ( NHW#1 )

“Sangkan Paraning Dumadi” adalah kata bijak dari Jawa, yang saya temui ketika saat itu saya begitu takjubnya dengan beberapa literatur sastra lokal yang mencantumkan beberapa pepatah Jawa dalam tulisannya. Bahkan, kata bijak itu menjadi tagline blog pribadi saya, yang serupa makna dan tujuannya, yaitu “saya ingin mengetahui jalan pulang”. Pulang menuju ketenangan. Inilah ilmu yang dari awal usia 20 tahun hingga saat ini saya berusia 29 tahun, akan terus saya cari, gali dan temukan satu per satu.

Pada penghujung tahun 2014, fase jenuh saya menjadi lajang dan office worker, saya mulai flashback. Mundur ke belakang agar mendapatkan sebuah pandangan yang jauh lebih luas lagi. Benar-benar mundur ke belakang dan yang saya lihat saat itu adalah keadaan keluarga saya. Umur yang lebih matang membuat saya berani melihat semua itu, meski seiring waktu mencari jawaban, semakin pahit kenyataannya. Dari situlah, hati saya hancur, namun atas izin Allah saya sadar bahwa saya hanyalah hamba Allah dan saya bertekad benar-benar ingin kembali dan mengenal Sang Pencipta.

Bagaimana cara saya kembali kepada Allah ? 

Saat saya sedih sekali, saya terbiasa membaca Al Qur’an dan terjemahan. Dari membacanya, saya mendapatkan pelipur lara. Lalu terbesit dalam benak saya, saya harus memahami dan mentadabburi firman-firmanNya. Saya pulang ke rumah setelah merantau bekerja, mencoba memperbaiki kepingan-kepingan yang ada dengan mencoba sabar, ridho dan bersyukur. Rumah Allah adalah tempat ternyaman bagi saya. Menuntut ilmu di masjid-masjid adalah sebuah hal baru bagi saya dan saya merasa takjub dan ketagihan. Ternyata banyak sekali hal-hal yang saya tidak tahu, bahkan dari perkara kecil seperti adab memakai sandal hingga perkara-perkara yang besar. Semua tuntunan adab ada dalam ajaran Islam selama kita benar-benar mengambil contoh yaitu dari manusia terbaik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah tidak melepaskan kita dalam sebuah masalah dan musibah. Semua sudah Allah beri manual book, bagaimana bereaksi dan beraksi dalam sebuah perkara. Tinggal kita mau mencari ilmunya dan mengamalkannya atau menularkannya.

Perbedaan yang sangat besar sebelum saya mengenal adab-adab dan ilmu-ilmu adalah sekarang saya mampu membedakan tak hanya antara perkara baik dan buruk, namun juga mampu membedakan antara perkara penting dan sia-sia. Semakin menuntut ilmu, semakin merasa kurangnya pengetahuan. Semakin mengerti adab, semakin pilah pilih dalam berbicara, pilah pilih dalam berfikir dan yang paling menyenangkan adalah menjadi perempuan yang tidak baperan. Kenapa bisa begitu ? Karena semakin kita paham jalan pulang, semakin kita mengenal siapa tempat kita kembali. Semakin besar pula kepercayaan kita bahwa karena dengan adanya Allah pada tempat kita pulang, maka segala urusan di dunia ini adalah baik.

No comments:

Post a Comment